Selasa, 17 Juni 2014

OPINI

GO GREEN
Trush isn't Enemy. But Trush is a Family


Bicara soal lingkungan, sudah pasti topik utama adalah sampah. Sampah, sampah dan sampah. Nama sampah sampai saat ini memiliki citra yang sangat buruk di mata masyarakat, dan jujur termasuk saya sendiri. Namun apakah sampai sekarang persepsi itu tetap hidup jika kita mulai buka mata. bahwa lahirnya sampah adalah karena ulah Arogansi kita terhadap lingkungan. Kalau kita memiliki kemauan untuk hidup bersih, untuk apa kita juga berulah dengan memproduksi sampah yang berdasarkan data yang ada bisa mencapai kurang lebih 12.000.000 ton. Dan bila diperhitungkan, kira-kira per orang bisa menghasilkan sekitar hampir 0,3 kg per hari. Dan cobalah bila dikalikan dengan jumlah hari dalam setahun. Apakah terbayangkan bagaimana rupa bumi 100 tahun ke depan? Mungkin saja Bumi lebih dominan jumlah Sampah daripada makhluk hidup penghuninya.
Inilah dampak jangka panjang bila kita tetap membudayakan sikap Arogansi terhadap ligkungan. Bahkan saya berpikir, apa salahnya mulai sekarang persepsi "Sampah itu Kotor" kita ubah menjadi "Sampah adalah sahabatku". Ini merupakan hal yang sederhana namun tak mudah orang bisa melakukannya. Bukankah manusia merupakan makhluk Beradab bukan? Jadi kita sebagai manusia harus mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Langsung saja pada intinya ya pembaca. Saya adalah mahasiswi jurusan Teknik Sipil, dalam konteks lingkungan ini saya akan membicarakan bagaimana bersahabat dengan sampah menggunakan cara Mahasiswa Teknik Sipil. Misalnya : Dalam pembuatan Beton bangunan misalnya, kami biasanya menggunakan bahan kerikil, pasir, semen dan air sebagai agregat pokoknya. Namun dalam konteks ini kita dapat mengganti atau menambah salah satu agregat dalam beton tersebut dengan bahan sampah-sampah (misal : styrofoam, fiber, sabut, dll). Kegiatan seperti ini yang kita sebut dengan Green Building menggunakan Green Concrete. Dan sudah banyak sekali hasil penelitian dan eksperimen yang menyatakan bahwa penambahan atau penggantian agregat tersebut memberikan penambahan kuat tekan atau kuat tarik pada beton sesuai bahan tambahan yang digunakan. Dan ini tentu saja berpengaruh pada ekonomis nya anggaran dana dalam pembangunan.
Nah pembaca, apakah anda minat mencobanya? Bukan hanya Green Building saja yang bisa dilakukan dalam perwujudan Cinta Sampah, namun masih banyak lagi jalan untuk bersahabat dengan sampah. Aktifitas inilah yang disebut Re-Cycle (Pengolahan kembali sampah menjadi barang terpakai). Misal saja limbah tutup botol atau galon, dari benda sekecil ini kita dapat mengubahnya menjadi sebuah Bros cantik atau bahkan menjadi sebuah hiasan meja atau dinding yang menawan.
Pengalaman saya sendiri saat mengikuti PKM (Pekan Kreativitas Mahasiswa), saya bersama tim saya memanfaatkan limbah Helm Sikat Gigi yang tak terpakai menjadi sebuah pelindung flashdisk yang lucu dan cantik. Kegiatan ini adalah salah satu strategi wirausaha dalam rangka Go Green, dengan melakukan kerjasama bersama Masyarakat, Hotel, dan Perusahaan yang kiranya memiliki potensi penghasil limbah Helm Sikat Gigi yang besar.

Kurangi Sampah. Peduli Lingkungan
Cintai Sampah. Cintai Lingkungan