Selasa, 13 Mei 2014

Poetry 11



Senandung Biduan Surga


Kupandangi mata penuh belaian kasih
Bibir mungil penuh gairah
Gagang payung merah muda yang selalu kau genggam
Topi renda putih yang selalu melindungi rona pipimu
Tubuh cantik dengan gaun merah bertali hitam
Sepatu beludru buatan tetangga sebelah
Terdiam aku dalam penjara keterpukauan
Mendekat aku melayang tinggi
Kusentuh ari lembut tanpa noda itu

Oh cinta...
Sungguh cinta...
Kucoba sedapnya rasa cintamu
Sendiri kunikmati hangatnya pelukanmu
Berbaring kembali dalam peti matimu
Mendekap erat elok lekuk tubuhmu
Kucoba mencari rengkuhan yang ada

Oh manis...
Sungguh manis...
Bagai gula-gula merah di depan rumah
Bercumbu dalam sempit dan gelapnya kedamaian
Membelai lembutnya rambut panjang terurai
Syurga tanpa kelok panjang membentang
Kuremas jari di samping bunga itu

Oh sayang...
Sungguh sayang...
Terbangun aku dalam ngerinya lolongan serigala malam
Kuusap keringat yang jatuh bercucuran
Sembari tersenyum sinis kutengok belakang
Kursi goyang mengalun lembut
Mengiringi lagu Jawa dari radio tua di sudut rumah

Memang sudah saatnya
Mengenal siapa aku ?
Dimana aku sekarang ?
Dan berkata “Inilah Aku”
  
ML_Donkey

Tidak ada komentar:

Posting Komentar