Terlentang antara asa dan masa
Dekapan itu...
Masih hangat dan menusuk
Terkadang...
Ia membuatku terbangun
Namun terkadang ia juga membuatku
lemah seakan tanpa tulang
Tapi ketika itu...
Ah, aku sudah tak mau
mengingatnya lagi
Saat itu...
Aku benar2 lupa bagaimana cara
tersenyum
Lupa bagaimana melanjutkan
langkah kaki
Lupa bagaimana cara mempekerjakan
saraf2 ku
Bahkan aku telah lupa cara
menghapus air mataku sendiri
Saat sang awan mulai memaksa
hujan keluar
Saat itu pula luka sayatan ini
memborok sampai bernanah dan mengelupas
Tak ada pertolongan pertama
Tak ada pula pembalut luka
Dan tak ada siapapun disini
Hanya belatung2 yang mulai menggelayut di borok ini
Namun siapa disana ?
Hanya aku dan Dia yang yang
mengisi lorong hampa dan gelap ini
Dan Dia telah mampu
memperkosa ku pada penerangan jalan
Ketika tulangku mulai melunak bak styrofoam
Aku yang merasa kotor
Aku yang merasa jijik pada diriku
sendiri
Sampai ingin kutukar tubuh ini
pada sampah itu
Namun bekas sayatan ini
mulai berceloteh
Betapa perkosa-Mu sungguh bekerja
Ku tak ingin mengulang
Karena hanya keledai lah yang dungu
Ingin ku buka simpanan cahaya ku yang lama tersimpan rapih
Kan ku kupas dengan parang yang terselip lama di tempatnya
Dan kemudian...
Saat pondasi tak mampu lagi menopang rekonstruksi
Saat penerangan kota kembali pada lampu minyak
Dan saat ilmu astrologi semakin berevolusi menjadi ilmu pasti
Saat itu pula kenangan akan ku ubah menjadi harapan dan impian
Filosofi terbaru akan muncul
Bukan penghargaan nobel atau tropi yang ingin kuraih
Namun kejayaan lah yang ingin kurangkul
Dan kusimpan secara rapih dalam hidup
Kan kulindungi bekas lukaku
Agar tiada lagiterulang
Terima kasih pada penggores luka dan Dia yang telah membunyikan sinyal kekuatan si keledai ini
ML_donkey
Tidak ada komentar:
Posting Komentar