Minggu, 25 Agustus 2013

Poetry 1

Terlentang antara asa dan masa


Dekapan itu...

Masih hangat dan menusuk


Terkadang...

Ia membuatku terbangun

Namun terkadang ia juga membuatku lemah seakan tanpa tulang


Tapi ketika itu...

Ah, aku sudah tak mau mengingatnya lagi


Saat itu...

Aku benar2 lupa bagaimana cara tersenyum

Lupa bagaimana melanjutkan langkah kaki

Lupa bagaimana cara mempekerjakan saraf2 ku

Bahkan aku telah lupa cara menghapus air mataku sendiri

Saat sang awan mulai memaksa hujan keluar

Saat itu pula luka sayatan ini memborok sampai bernanah dan mengelupas

Tak ada pertolongan pertama

Tak ada pula pembalut luka

Dan tak ada siapapun disini

Hanya belatung2 yang mulai menggelayut di borok ini


Namun siapa disana ?

Hanya aku dan Dia yang yang mengisi lorong hampa dan gelap ini

Dan Dia telah mampu memperkosa ku pada penerangan jalan

Ketika tulangku mulai melunak bak styrofoam


Aku yang merasa kotor

Aku yang merasa jijik pada diriku sendiri

Sampai ingin kutukar tubuh ini pada sampah itu

Namun bekas sayatan ini mulai berceloteh

Betapa perkosa-Mu sungguh bekerja

Ku tak ingin mengulang

Karena hanya keledai lah yang dungu

Ingin ku buka simpanan cahaya ku yang lama tersimpan rapih

Kan ku kupas dengan parang yang terselip lama di tempatnya


Dan kemudian...

Saat pondasi tak mampu lagi menopang rekonstruksi

Saat penerangan kota kembali pada lampu minyak

Dan saat ilmu astrologi semakin berevolusi menjadi ilmu pasti

Saat itu pula kenangan akan ku ubah menjadi harapan dan impian

Filosofi terbaru akan muncul

Bukan penghargaan nobel atau tropi yang ingin kuraih

Namun kejayaan lah yang ingin kurangkul

Dan kusimpan secara rapih dalam hidup

Kan kulindungi bekas lukaku

Agar tiada lagiterulang


Terima kasih pada penggores luka dan Dia yang telah membunyikan sinyal kekuatan si keledai ini


ML_donkey

Tidak ada komentar:

Posting Komentar