Poetry 5
Sinar Mentari di Palestina
Derap langkah gagahnya sang pelucut senjata mulai terdengar
Kabar kematian di surat kabar kian beredar
Bapak beranak kini menjadi babu akan besarnya ambisi Sang Zionis
Pisau dapur kini menjelma menjadi musuh halusnya tangan ibu
Dan tangan mungil anak kecil mulai menggenggam rasa dendam
Coba lihat, dengar dan rasakan
Jerit tangis bayi tak berdosa
Teriak permohonan para kaum putih Palestina
Dentuman meriam dan bom penghancur
Decit peluru yang memekakkan telinga
Teror pasukan berseragam yang mencekam kesunyian
Serta onggokan darah kering yang menghias aspal jalanan
Kini itu semua adalah pemandangan di tanah luas berdebu Palestina
Namun apa daya mereka?
Kini mereka bisu
Suara mereka terkorek habis oleh kebiadaban Israel
Kini mereka buta
Mata mereka terhujam oleh panasnya keadaan
Kini mereka buntung
Kaki tangan mereka terpotong oleh tajamnya kuasa Sang Zionis
Namun mereka tak mati
Jiwa dan raga mereka masih hidup bak permainan penganut Nazi
Kehidupan mereka terkendali oleh ambisi para liga Arab dan Amerika
Saat ini kita hanya bisa melihat dan mendengar
Seakan kita lumpuh diatas kendali kursi roda tanpa reaksi
Bersantai di depan layar televisi di rumah yang teduh
Dan masih bisa menapakkan kaki di tanah hijau yang sejuk
Seolah masa bodoh, tak mau tau dan tak peduli
Sekarang kita masih bisa bicara,
"Makan apa kita sekarang?"
Tapi setiap hari mereka hanya bisa meronta,
"Apa hidup kita bertahan untuk hari ini?"
Sampai saat ini
Tombak kuasa tentara Zionis Israel semakin berdiri kokoh
Di atas tanah Palestina yang kini berpindah tangan
Aturan batas-batas negara kini diabaikan
Hukum keadilan dari PBB dienyahkan
Bahkan rasa persaudaraan negara tetangga,
Kini hanya menjadi hiasan diatas pigura emas ambisi yang semakin kuat
"Save Gaza Together"
ML_Donkey
Tidak ada komentar:
Posting Komentar