Selasa, 17 September 2013

Poetry 5

Sinar Mentari di Palestina

 


Derap langkah gagahnya sang pelucut senjata mulai terdengar

Kabar kematian di surat kabar kian beredar

Bapak beranak kini menjadi babu akan besarnya ambisi Sang Zionis

Pisau dapur kini menjelma menjadi musuh halusnya tangan ibu

Dan tangan mungil anak kecil mulai menggenggam rasa dendam


Coba lihat, dengar dan rasakan

Jerit tangis bayi tak berdosa

Teriak permohonan para kaum putih Palestina

Dentuman meriam dan bom penghancur

Decit peluru yang memekakkan telinga

Teror pasukan berseragam yang mencekam kesunyian

Serta onggokan darah kering yang menghias aspal jalanan

Kini itu semua adalah pemandangan di tanah luas berdebu Palestina


Namun apa daya mereka?

Kini mereka bisu

Suara mereka terkorek habis oleh kebiadaban Israel

Kini mereka buta

Mata mereka terhujam oleh panasnya keadaan

Kini mereka buntung

Kaki tangan mereka terpotong oleh tajamnya kuasa Sang Zionis

Namun mereka tak mati

Jiwa dan raga mereka masih hidup bak permainan penganut Nazi

Kehidupan mereka terkendali oleh ambisi para liga Arab dan Amerika

 

Saat ini kita hanya bisa melihat dan mendengar

Seakan kita lumpuh diatas kendali kursi roda tanpa reaksi

Bersantai di depan layar televisi di rumah yang teduh

Dan masih bisa menapakkan kaki di tanah hijau yang sejuk

Seolah masa bodoh, tak mau tau dan tak peduli

Sekarang kita masih bisa bicara,

"Makan apa kita sekarang?"

Tapi setiap hari mereka hanya bisa meronta,

"Apa hidup kita bertahan untuk hari ini?"


Sampai saat ini

Tombak kuasa tentara Zionis Israel semakin berdiri kokoh

Di atas tanah Palestina yang kini berpindah tangan

Aturan batas-batas negara kini diabaikan

Hukum keadilan dari PBB dienyahkan

Bahkan rasa persaudaraan negara tetangga,

Kini hanya menjadi hiasan diatas pigura emas ambisi yang semakin kuat

 

"Save Gaza Together"

 

ML_Donkey


Tidak ada komentar:

Posting Komentar